“Strategi Mengatasi Tantangan Emisi” #HematRp ✅ QUEEN MOBILE ⭐⭐⭐⭐⭐


Perubahan iklim menciptakan tantangan besar bagi seluruh umat manusia, dan sistem pangan global mempunyai peran penting dalam memitigasi dampak negatif ini. Mulai dari produksi hingga meja makan, setiap tahapan berdampak pada emisi gas rumah kaca, sehingga memerlukan kolaborasi antara dunia usaha dan konsumen untuk bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Pakar Jonathan Foley menunjukkan bahwa sistem pangan saat ini menyumbang sepertiga dari total emisi gas rumah kaca global. Hal ini mencakup tahapan mulai dari pertanian, peternakan, pengolahan, transportasi hingga konsumsi dan pengolahan limbah. Untuk meminimalkan dampak negatif ini, dunia usaha perlu berpartisipasi dalam membangun ekosistem berkelanjutan dan mendorong konsumen untuk berpartisipasi dalam gaya hidup ramah lingkungan.

Pendekatan ini mencakup investasi pada teknologi produksi ramah lingkungan, membangun rantai pasokan yang berkelanjutan, melakukan inovasi pada kemasan produk, meningkatkan kesadaran konsumen dan mendukung mereka dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Tindakan dunia usaha dan konsumen memainkan peran penting dalam membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan.

Pemerintah juga mempunyai peran penting dalam mendorong produksi dan konsumsi berkelanjutan, mendukung dunia usaha untuk berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan lingkungan. KTT Inovasi Vietnam tahun 2024 akan menjadi kesempatan baik bagi para pemangku kepentingan untuk menemukan solusi inovatif dan mendorong pembangunan berkelanjutan di sektor pangan dan iklim.

Seluruh upaya kolaboratif ini akan membantu kita bergerak menuju masa depan yang berkelanjutan, dimana pangan tidak hanya memberi makan manusia namun juga melindungi planet tempat kita tinggal.

Perubahan iklim menimbulkan tantangan besar bagi seluruh umat manusia, dan sistem pangan global memainkan peran penting dalam perjuangan ini.

Mulai dari produksi hingga meja makan, setiap tahapan memiliki potensi risiko emisi gas rumah kaca, sehingga memerlukan kerja sama antara dunia usaha dan konsumen untuk bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Pangan dan jalan menuju keberlanjutan: Mengatasi tantangan emisi dari produksi hingga konsumsi

Artikel ini akan menganalisis lebih lanjut hubungan antara makanan dan iklimdan mengusulkan solusi komprehensif, termasuk peran dunia usaha dalam mendukung konsumen menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.

Jonathan Foleyseorang pakar lingkungan dan iklim terkemuka, menunjukkan bahwa sistem pangan saat ini menyumbang sepertiga dari seluruh emisi gas rumah kaca global. Angka yang mengkhawatirkan ini mencakup seluruh tahapan, mulai dari pertanian, peternakan, pengolahan, transportasi hingga konsumsi dan pengolahan limbah makanan.

Pangan dan jalan menuju keberlanjutan: Mengatasi tantangan emisi dari produksi hingga konsumsi

Sektor pertanian, khususnya peternakan, menjadi salah satu “pelakunya” utama. Peternakan skala besar tidak hanya menghasilkan metana, gas rumah kaca yang jauh lebih kuat dibandingkan CO2, namun juga menyebabkan polusi air dan tanah serta hilangnya keanekaragaman hayati. Selain itu, permasalahan sampah makanan juga memberikan kontribusi emisi yang cukup besar. Berton-ton makanan dibuang setiap hari, menyia-nyiakan lahan, air, dan sumber daya energi yang digunakan untuk produksi, sekaligus menciptakan emisi tambahan selama proses pembusukan.

Dunia usaha, sebagai produsen dan pemasok pangan, memiliki tanggung jawab utama untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Namun tanggung jawab ini tidak berhenti pada optimalisasi proses produksi. Dunia usaha perlu menjadi pionir dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan, mendorong konsumen untuk berpartisipasi dalam perjalanan perlindungan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan melalui banyak cara:

  • Berinvestasi dalam teknologi produksi ramah lingkungan: Penerapan teknologi canggih di bidang pertanian dan pengolahan makanan membantu mengurangi emisi, menghemat energi dan sumber daya. Misalnya saja penggunaan energi terbarukan, penerapan sistem irigasi yang efektif, serta pengembangan varietas tanaman tahan kekeringan dan tahan penyakit.
Pangan dan jalan menuju keberlanjutan: Mengatasi tantangan emisi dari produksi hingga konsumsi
  • Membangun rantai pasokan yang berkelanjutan: Mengutamakan kerja sama dengan pemasok bahan baku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, menerapkan standar produksi berkelanjutan, dan meminimalkan limbah selama transportasi dan penyimpanan.
  • Inovasi kemasan produk: Gunakan kemasan ramah lingkungan yang mudah terurai atau dapat didaur ulang, meminimalkan penggunaan plastik. Pada saat yang sama, dorong konsumen untuk menggunakan kembali kemasan atau berpartisipasi dalam program pemulihan kemasan.
  • Meningkatkan kesadaran konsumen: Melalui kampanye komunikasi, mengedukasi konsumen tentang dampak makanan terhadap lingkungan, mendorong pilihan produk berkelanjutan, dan mengurangi limbah makanan di rumah. Memberikan informasi yang jelas tentang asal usul, proses produksi dan dampak lingkungan dari produk.
  • Mendukung konsumen untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan: Memberikan solusi mudah untuk daur ulang dan pengolahan limbah makanan, mendorong penggunaan produk organik, pangan lokal, dan pola makan seimbang. Selain itu, minimalkan daging merah.

Selain upaya dunia usaha, konsumen juga memainkan peran penting dalam membangun sistem pangan berkelanjutan. Setiap individu perlu mengubah kebiasaan konsumsinya, memilih produk yang ramah lingkungan, meminimalkan sampah makanan, memprioritaskan makanan segar, menyiapkannya di rumah, dan menerapkan pola makan sehat.

Pangan dan jalan menuju keberlanjutan: Mengatasi tantangan emisi dari produksi hingga konsumsi

Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, diperlukan kerja sama yang erat antara dunia usaha, pemerintah, dan konsumen. Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan untuk mendorong produksi dan konsumsi berkelanjutan, mendukung dunia usaha untuk berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu lingkungan.

Puncak Inovasi Kreativitas Vietnam (Vietnam Innovation Summit) 2024, yang berlangsung pada 15-16 November 2024 di Rex Hotel, Kota Ho Chi Minh merupakan peluang besar bagi dunia usaha, pakar, dan pemimpin untuk berdiskusi bersama mengenai solusi inovatif, mendorong pembangunan berkelanjutan. Acara ini akan menjadi forum untuk berbagi pengalaman, menghubungkan pemangku kepentingan dan menemukan solusi terobosan terhadap tantangan lingkungan, termasuk isu pangan dan iklim.

Pangan dan jalan menuju keberlanjutan: Mengatasi tantangan emisi dari produksi hingga konsumsi

Perjalanan menuju sistem pangan berkelanjutan memerlukan upaya berkelanjutan baik dari dunia usaha maupun konsumen. Dengan bekerja sama secara erat, menerapkan teknologi canggih, mengubah kebiasaan konsumen, dan meningkatkan kesadaran masyarakat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang, di mana pangan tidak hanya memberi makan manusia namun juga berkontribusi dalam melindungi planet biru.

Sudut periklanan


Eksplorasi konten lain dari Heart To Heart

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Heart To Heart

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca