Teknologi terus berkembang, dan perusahaan teknologi terkemuka seperti Apple dan Meta menghadapi tantangan baru. Dalam persaingan yang kompetitif, inovasi dan keterbukaan menjadi faktor penentu untuk mempertahankan posisi. Namun, saling menilai dan mengkritik satu sama lain tidak bisa dihindari. #Apple #Meta #challenge #innovation #competition #tech industrial #future Biaya 15-30% yang dikenakan Apple di App Store bukan hanya cara perusahaan meningkatkan pendapatan, tapi juga bisa dianggap sebagai cara untuk bersembunyi fakta bahwa penjualan iPhone menurun. Hal ini menimbulkan banyak kontroversi dan pertentangan dari para pengembang aplikasi. #Apple #AppStore #DoanhSoiPhone #Kontroversi
Dalam wawancara baru-baru ini dengan Joe Rogan, CEO Meta Mark Zuckerberg mengkritik Apple karena kurangnya inovasi dan kebijakan yang membatasi. Zuckerberg menilai Apple mengandalkan kesuksesan masa lalu, terutama iPhone yang diciptakan Steve Jobs, tanpa menciptakan produk baru yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Diskusi dimulai ketika Rogan menyatakan ketidakpuasannya terhadap kebijakan Apple, Mark Zuckerberg setuju dan mengatakan bahwa biaya 15-30% yang dikenakan Apple di App Store adalah cara perusahaan menyembunyikan nomor iPhone-nya yang semakin menurun. Pada saat yang sama, bos Meta menekankan bahwa peraturan ini menghambat persaingan dan berdampak negatif terhadap keuntungan Meta. Dia memperkirakan tanpa “aturan sewenang-wenang” Apple, keuntungan Meta bisa berlipat ganda.


>> iPhone 17 Pro dan iPhone 17 Pro Max diperkirakan akan diluncurkan pada September 2025 dengan peningkatan khusus
“Saya merasa seperti Steve Jobs yang menemukan iPhone, dan sekarang mereka telah menggunakannya selama 20 tahun,” kata Mark. Ia pun memberikan pendapatnya mengenai penurunan penjualan iPhone, menurutnya setiap versi iPhone berikutnya tidak terlalu banyak perbaikan sehingga pengguna membutuhkan waktu lebih lama untuk mengupgrade ponselnya.
Zuckerberg juga mengkritik Apple karena membatasi kemampuan perangkat lain untuk terhubung ke iPhone, seperti dalam kasus AirPods yang secara khusus terintegrasi dengan iPhone, sehingga menyulitkan produk pesaing untuk mencapai kinerja serupa. Ia yakin jika Apple membuka protokol ini, maka akan semakin banyak produk pesaing berkualitas di pasaran. Selain itu, Zuckerberg juga menyebutkan bahwa Apple menciptakan pembedaan antara pengguna iPhone dan Android melalui warna gelembung pesan di iMessage sehingga membuat pengguna Android merasa dikucilkan.
Sementara itu, Zuckerberg berbagi visinya untuk masa depan antarmuka saraf dan augmented reality, di mana dunia fisik dan digital akan menyatu, didukung oleh teknologi canggih yang dapat dikenakan. Dia membayangkan sebuah dunia di mana pengguna dapat menggunakan gelang antarmuka saraf dan kacamata pintar untuk berinteraksi dengan teman dan kecerdasan buatan secara lancar.
Meski mengkritik Apple, Zuckerberg mengakui pentingnya iPhone namun menekankan perlunya keterbukaan dan inovasi dalam industri teknologi. Ia memperkirakan jika Apple tidak berkembang, mereka akan disalip pesaing karena kurangnya inovasi dalam jangka panjang. Apple saat ini menghadapi tekanan yang semakin besar dari regulator dan pesaing terkait kebijakan tertutupnya. Perusahaan ini melakukan beberapa perubahan di Uni Eropa sebagai tanggapan terhadap undang-undang baru tersebut, namun tampaknya bertekad untuk mempertahankan ekosistem tertutupnya hingga terpaksa dilakukan perubahan.
Wawancara ini menyoroti ketegangan antara raksasa teknologi dan menimbulkan pertanyaan tentang masa depan inovasi dan persaingan dalam industri ini. Zuckerberg menekankan bahwa industri teknologi itu dinamis, dan jika sebuah perusahaan tidak berkembang dengan baik selama satu dekade, mereka akan dikalahkan oleh pesaingnya.
>> ‘Tambang emas’ baru untuk YouTuber dan TikToker: Menjual video eksklusif ke OpenAI dan Google
Eksplorasi konten lain dari Heart To Heart
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.