Misterius 0,12 piksel: 3 -bulan perjalanan untuk dijelajahi


Pada 14 Februari 1990, kapal Voyager 1 melakukan misi khusus – memotret Bumi dari jarak 6 miliar km. Foto ini, bernama “Pale Blue Dot” oleh astronom terkenal Carl Sagan, telah menjadi simbol kemanusiaan kecil sebelum alam semesta yang luas.

Bumi di foto muncul sebagai titik kecil, tidak ada perbatasan, tidak ada cahaya kota, hanya titik terang yang sepi di ruang yang luas. Foto ini membutuhkan waktu tiga bulan untuk melewati bumi dari Voyager 1, tetapi membawa pesan yang mendalam tentang posisi manusia di alam semesta.

Carl Sagan harus berjuang untuk meyakinkan NASA untuk mengambil foto ini, meskipun idenya tidak segera diterima. Setelah banyak upaya, Voyager 1 akhirnya mengirim ke Bumi foto yang bermakna ini.

Setelah lebih dari tiga dekade, Voyager 1 melanjutkan perjalanannya, lebih dari 25 miliar km dari Bumi. Meskipun teknologi telah tumbuh hari ini, pesan dari foto “Dot Biru Pucat” masih valid. Bumi masih merupakan satu -satunya rumah yang dimiliki orang.

Terlepas dari diskusi tentang menetap di planet lain, fakta bahwa umat manusia tidak siap untuk meninggalkan bumi. Foto ini adalah pengingat kerapuhan kehidupan manusia dan tanggung jawab kita untuk planet ini.

Pada tahun 2020, NASA menerbitkan versi yang lebih baik dari gambar “pucat biru” dengan teknologi pemrosesan gambar yang lebih modern. Namun, pesan dari lokasi khusus Bumi tidak berubah. Kita masih perlu mengenali dan melindungi rumah bersama kita – Bumi.

Pada 14 Februari 1990, Voyager 1 melakukan tugas yang tampaknya sederhana: memutar kamera kembali untuk mengambil gambar bumi. Tetapi momen itulah yang menciptakan salah satu foto paling ikonik dalam sejarah astronomi – sebuah gambar yang menyebabkan kemanusiaan berhenti dan merenungkan posisinya di alam semesta.

Dari jarak 6 miliar kilometer, bumi tampak seperti titik kecil yang samar, mengambang di tengah ruang hitam. Tidak ada perbatasan, tidak ada kota yang cerah, tidak ada jejak peradaban. Hanya titik terang yang rapuh dan tidak terbatas di antara area gelap yang luas. Foto itu, yang kemudian dinamai oleh Carl Sagan, “Dot Biru Pucat”, tidak hanya pencapaian teknologi tetapi juga pelajaran mendalam tentang kemanusiaan kecil sebelum alam semesta yang luas.

Foto yang diambil dari jarak 6 miliar km: hanya 0,12 piksel, membutuhkan waktu 3 bulan untuk mentransmisikan ke- foto 1.

Bumi adalah titik kecil yang samar, terletak di sudut kanan gambar pada jarak 6 miliar km.

Carl Sagan, astronom, penulis dan tuan rumah ilmiah terkenal “Cosmos”, yang berjuang untuk membuat foto ini diambil. Idenya tidak diterima oleh NASA segera. Para ilmuwan khawatir bahwa cahaya yang kuat dari matahari dapat merusak sistem kamera Voyager 1, dan pada saat itu, fotografi bumi dari jarak jauh tidak dianggap sebagai prioritas. Setelah bertahun -tahun ketekunan, Sagan akhirnya membujuk NASA untuk membuat belokan bersejarah ini.

Fotografi bukan hanya operasi sederhana. Voyager 1 membutuhkan waktu tiga bulan untuk mengirim setiap piksel ke bumi, di mana para ilmuwan mengembalikannya untuk membuat foto lengkap. Hasilnya adalah bingkai yang tidak mencolok, tidak megah, tetapi berisi pesan yang kuat. Bumi, tempat lahirnya seluruh sejarah manusia, hanyalah biji -bijian debu kecil yang mengambang di alam semesta.

Dalam buku Pale Blue Dot yang diterbitkan pada tahun 1994, Sagan menulis:

“Lihatlah titik kecil itu. Itu adalah rumah kami. Itu semua yang Anda cintai, semua yang Anda kenal, semua yang telah ada, telah menjalani seluruh hidup mereka di atasnya. ”

Dia menekankan bahwa di ruang tak berujung alam semesta, perbatasan, perang, ambisi kekuatan manusia tiba -tiba menjadi tidak berarti. Setiap raja, setiap jenderal, setiap diktator, setiap orang biasa, semua harapan dan rasa sakit umat manusia, semuanya dikemas dalam titik kecil.

Tiga puluh lima tahun kemudian, Voyager 1 pergi empat kali jauh dari saat mengambil foto. Saat ini, kapal ini lebih dari 25 miliar km dari bumi, melanjutkan perjalanan ke ruang Sao Sao, membawa pesan dari kemanusiaan di lempeng emas yang terkenal. Tetapi tidak peduli seberapa jauh teknologinya, tidak peduli bagaimana orang telah menemukan lebih dari 5.000 planet, peringatan Sagan masih valid.

Bumi masih merupakan satu -satunya dunia yang diketahui orang tentang kehidupan. Meskipun miliarder teknologi terus -menerus berbicara tentang prospek imigrasi di Mars, fakta bahwa umat manusia tidak siap untuk meninggalkan planet ini. Hidup di planet yang aneh bukan sekadar pesawat ruang angkasa. Ini juga menjaga kehidupan di lingkungan yang keras, di mana udara, air, atau tanah tidak tersedia.

Pada tahun 2020, NASA menerbitkan versi yang lebih baik dari gambar titik biru pucat dengan teknologi pemrosesan gambar yang lebih modern, tetapi pesan di baliknya tetap tidak berubah. Bumi masih merupakan satu -satunya planet yang dapat dihubungi manusia. Masalah yang dihadapi umat manusia – perubahan iklim, konflik, penipisan sumber daya – belum memiliki solusi yang pasti.

Hari Valentine tahun ini, Voyager 1 melanjutkan perjalanannya yang sepi, melayang di ruang dingin, terpisah dari dunia yang telah direkamnya. Namun terlepas dari miliaran kilometer, kapal meninggalkan warisan yang tidak dapat dijelaskan: perspektif yang membuat umat manusia menyadari kerapuhan mereka sendiri, dan pengingat bahwa Bumi masih merupakan satu -satunya tempat.

< Div class = "kehamilan">

< H1> Kesimpulan Hanya 0,12 piksel, membutuhkan waktu 3 bulan untuk mentransmisikan kembali, gambar Bumi dari jarak 6 miliar km bukan hanya pencapaian teknologi tetapi juga pelajaran mendalam tentang manusia kecil terlebih dahulu. Sementara Voyager 1 melanjutkan perjalanan kesepian kita, kita ingat bahwa bumi masih merupakan satu -satunya tempat yang bisa kita sebut rumah.


Eksplorasi konten lain dari Heart To Heart

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Heart To Heart

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca